Pesona Riam Berawan
Pesona Riam Berawan
Riam Berawan
Bengkayang, Riam Berawan Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat, Lokasi Riam
Berawan, Air Terjun Riam Berawan Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat, Air
Terjun Riam Berawan Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat Indonesia, Air Terjun
Riam Berawan Bengkayang, Riam Berawan Seluas, Riam Berawan Sanggau Ledo, Riam
Berawan Kalbar, Legenda Riam Berawan,
Setelah
sekian lama tak mengunjungi hutan bersama kawan-kawan Hijau Lumut, kini saatnya
kami akan mengunjungi riam terindah, yaitu Riam Berawan. Awal mulanya
perjalanan ini disebabkan oleh beberapa rekan tim kami menerima cuti pekerjaan,
lalu menggunakan kesempatan cuti tersebut untuk sekedar menikmati kekayaan
hutan belantara Kalimantan. Sebenarnya tujuan kami bukan hanya ke riam berawan
saja, namun ada beberapa tempat dalam rencana untuk didatangi dalam 2 hari libur ini.
Sambil menyelam minum air, begitulah kira-kira yang bisa
digambarkan dalam perjalanan ini, namun apa daya alam semesta berkehendak lain,
cuaca buruk dan kurang cakap dalam mengatur waktu mengakibatkan kami semua
hanya bisa mengunjungi Riam Berawan saja. Tapi itu tak membuat kami kecewa,
sebab dari itu kita serahkan semuanya ke alam semesta nan luas dan indah ini.
Oke
langsung aja
Riam ini
berlokasi di Desa Sahan, Kecamatan Seluas, Kabupaten Bengkayang. Memang tak
habis-habisnya Bengkayang akan kekayaan alamnya.
Pada
tanggal 12 November 2018 diawali dengan Bismillah dan mentari cerah kami
memulai perjalanan menuju Seluas, jam menunjukan waktu 09.00 dari Kota
Singkawang menuju tujuan kira kira memerlukan waktu sekitar 5 jam perjalanan
dan akan transit di Kota Bengkayang.
Setibanya
di Bengkayang pada pukul 11.47, beberapa dari kami mengisi ulang bahan bakar
dan beristirahat di Indomaret saja, ketika beristirahat ada sedikit hal yang
menganggu, tak lain dan tak bukan adalah awan mendung. Awan mendung selalu
menjadi musuh bagi kami, selalu merusak dan mengganggu keadaan. Namun apa daya,
alam semesta menunjukan jati dirinya.
Waktu pun
tergelincir sudah. Sebelum hujannya turun, kami kemudian bergegas bergerak
menuju Sanggau Ledo agar tidak kehujanan. Selama diperjalanan, awan mendung
serta rintik hujan seolah-olah mengejar. Deru laju sepeda motor tak mampu
melawan gerak cepat awan mendung, kemudian disiramnya kami dengan guyuran hujan
lebatnya. Tujuan lumayan jauh namun hujan, terlalu berbahaya bila masih melaju
dengan kecepatan tinggi dijalan berkelok-kelok nan licin ini, sehingga membuat
kami untuk rehat sejenak sembari menghangatkan diri dengan secangkir kopi
maupun teh hangat.
Ternyata
warung yang kami singgahi tak jauh lokasinya dengan Berawan, hanya 15 menit
saja untuk sampai digerbang terdepan. Hujan masih belum teduh jua, namun
perlahan-lahan awan hujan bergegas meninggalkan kami. Tanpa pikir panjang,
mesin motor yang sedari tadi dingin akibat hujan kembali memanas, gas tipis
tanpa putus akhirnya membawa kami sampai ditujuan.
![]() |
Gerbang terdepan menuju riam |
Setelah
sampai digerbang tadi, perjalanan masih terus dilanjutkan menuju desa sahan
yang terletak masih jauh dan memaksa kita menerobos hutan. Akan tetapi, jalan
yang kita lalui tidak seburuk jalan menuju Riam Marum (baca selengkapnya), jalan
menuju desa sahan bisa dibilang mulus, walau ada sedikit saja yang berlubang, setidaknya lebih baiklah dari destinasi kami
sebelumnya hehehe.
![]() |
Berikut gambar beberapa tanda arah yang akan kalian jumpai bila berkunjung, "pasang mata baek baek tau" |
Beberapa
kali kami bertanya dengan penduduk sekitar ketika menemukan persimpangan tanpa
tanda. Untuk menuju desa sahan kita akan menemukan banyak persimpangan, awas ya
kalau mata kita tidak jeli, bisa-bisa kalian tidak akan sampai menuju Berawan.
![]() |
Jalan menuju desa sahan, jalan ini merupakan kawasan hutan adat |
Semakin
jauh kami berjalan, jalan yang tadinya mulus lalu berubah menjadi jalanan yang
berlumpur dan sempat membuat kendaraan tak bisa berjalan. Jalan yang membelah
hutan adat ini sangatlah besar, dan merupakan gagasan proyek pemerintah. Untung
saja ada pekerja yang kebetulan lewat melihat kami, dan mengajak untuk
bersama-sama menuju desa sahan. Pohon-pohon besar menyambut kami di hutan adat
sahan, langit yang tadi mendung kini berubah menjadi sangat cerah, sehingga
menambah semangat kawan-kawan dalam melewati rintangan jalan yang becek dan
menjengkelkan ini.
![]() |
tampak gerbang desa sahan |
Setelah
melewati beberapa simpang yang lumayan bikin bingung dan jalan berlumpur
akhirnya sampai juga kami di dusun terakhir dari Desa Sahan yaitu Dusun
Melayang. Dari sini kami tidaklah langsung menuju ke riam, sebelum itu kita
harus izin terlebih dahulu kepada kepala kampong atau ketua rt setempat. Kami
berencana untuk berkunjung dan ngecamp satu malam di riam, namun ternyata ketua
rt sedang berada diladang. Sehingga kami disuruh untuk langsung berangkat saja
ke riam oleh salah satu orang terdekat dari ketua rt itu dan memberikan pesan
untuk tidak mendirikan tenda di tepi sungai atau dibawah riam.
![]() |
Rumah RT setempat |
Dari
kampung terakhir perjalanan akan dilanjutkan dengan berjalan kaki, estimasi
waktu untuk sampai memerlukan sekitar 45-60 menit saja. Selama berjalan kaki,
kita akan keluar masuk hutan serta perkebunan masyarakat dengan hiasan padang
sabana serta bentang alam pegunungan niut nan gagah.
Hari
perlahan-lahan gelap, kami belum juga sampai di riam. Terdengar bunyi riam dari
kejauhan ketika kami semua berhenti di sebuah papan kayu yang bertuliskan riam
berawan
Riam
tersebut sudah dekat, hanya perlu menuruni bukit kecil yang kami pijaki ini.
Ketika menuruni bukit, daun dan bebatuan basah akibat biasan air daripada riam
berawan. Sampai juga akhirnya di tujuan kami, dari kejauhan tampak berdiri
gagah si berawan. Kembali kawan-kawan menerabas hutan dipinggir sungai untuk
menemui si berawan, hingga kami semua sampai terpana olehnya, bahkan suara
teriakan tak mampu melawan dentuman deras airnya. Kami semua hanya bisa
nyengar-nyengir ketawa-ketiwi melampiaskan kepuasan hati karena telah sampai
disini.
Tak lama
kemudian malam pun datang, memutuskan kami naik keatas lagi untuk mendirikan
tenda dan meluruskan pinggang yang sedari tadi ini lelah. Ketawa-ketiwi
menemani malam panjang kami di riam berawan, ada beberapa yang tertidur pulas
dan ada pula yang tak bisa tidur.
Pagi pun
kembali datang, bergegas kami turun kembali untuk sekedar mengucapkan selamat
pagi ke berawan. Kawan-kawan menyeburkan diri ke sungai yang dingin untuk
menyegarkan tubuh sebelum akhirnya kembali berlalu. Tak lama kami semua
bersiap-siap untuk kembali dan pulang kerumah masing-masing. Kembali dengan
trek yang sama pada sebelumnya, dan izin pulang pada orang kampung yang telah
menerima kami untuk berkunjung. Perjalanan pulang nan panjang ini kembali kami
lalui, dengan cerita yang tak sabar untuk diceritakan kepada orang rumah maupun
sahabat sepermainan.
Betapa indahnya alam Kalimantan ini, dan akan tetap
lestari bila aku, kamu, kalian dapat menjaganya.
Sekian
cerita perjalanan kami kali ini, mohon maaf bila terjadi kesalahan dalam
penulisan.
Jangan lupa
bawa kembali sampahmu
Salam
lestari
Silahkan
berkomentar dengan Bahasa yang santai saja
Comments
Post a Comment